Masih seperti biasa antrian pencuri nampang di televisi
Argumentasi sana sini berderet tim advokasi
Yang tatap matanya nanar,cermin pembohongan pada nurani
Sang penuntut bau kentut
Saling todong para koboi
Pengetuk palu makan kenyang berperut gendut
Telinganya tuli kitab hukum jadi kertas pembungkus nasi
Negeriku,
Kemarin dan pagi ini
Tetap carut marut
Selamat siang negeriku hari ini
Di sisi – sisi jalan berjemur para penganggur
Sirene meraung,sang raja melintas angkuh tak peduli
Minggir,minggir,minggir atau kalian mau babak belur
Pintu mobil terbuka sang raja berjalan di atas lidah-lidah anjing penjilatnya
Pesta pora,pesta laporan dusta
Sementara rakyatnya menonton dari luar pagar besi
Tubuh ceking kurang nasi
Raja kecil merampok raskin jatah mereka
Negeriku,
Kemarin dan siang ini
Busung lapar menjangkiti anak-anakmu
Selamat sore negeriku hari ini
Pentungan dan bogem mentah mendarat pada lonte dan bromocorah
Dilayangkan orang-orang berjubah
Yang mengaku serdadu Ilahi
Yang kebenaran dan kesucian mereka monopoli
Lokalisasi disulap jadi rumah ilahi
Bukan penyelesaian!
Mereka butuh pencerahan bukan kekerasan
Negeriku,
Kemarin dan sore ini
Tuhan dijadikan yel-yel untuk menghalalkan kekerasan
Selamat malam negeriku hari ini
Lelah menghinggapi
Aku butuh hiburan
Kubaca Koran tiap sudutnya iklan
Kudengar radio iklan pula
Kunyalakan televisi iklan tak henti
Aku,anakku dan istriku di kepung iklan
Negeriku,
Kemarin dan malam ini
Aku dan keluargaku mencari uang untuk menutup hutang yang tak terkendali
Selamat tidur
semoga kita masih bisa mendengkur
( Kyai Setan Kober – sidoarjo - 28 - 07 - 2010 )
Tidak ada komentar:
Posting Komentar