Senin, 23 Mei 2011

Dipelupuk Mata Tak Terlihat Mutiara

Sudah,
aku menatapmu saja
bibir yang meracau
mata yang membeliak
aku tutup telinga
sampai habis semua kata yang kau eja

kekasihku,
diamku berselimut mutiara
mutiara yang tak akan pernah tampak oleh merah matamu
pandang cintamu yang akan menampakkannya

jika ragaku telah menyatu dengan bumi
jika nafasku telah putus
engkau akan tahu
betapa sepinya dirimu tanpa diriku

( Sumenep - 23 - 05 - 2011 )

Minggu, 22 Mei 2011

GolPut

ora rumangsa
dadi penguasa lagune ora peta

disindir
malah nyengir
... sing ning ngisor raine bonyor
sing ning nduwur turu senggar senggur

dodolan baliho
nggo ngempani anak bojo

ngumbar slogan
wargane nggo bebodoan

taun ngarep nyong belih urus
mbokan rika-rika pan adol umbrus
nyong pan ngopi karo klepas klepus
pan nyoblos gambar pupu mulus

( Sumenep - 18 - 05 - 2011 )

Kamis, 19 Mei 2011

Dzikir daun ganja & sel sperma



Kekasihku,
tahukah kamu dzikirnya,
pohon asem?
pohon tebu?
pohon kopi?

Asem berdzikir " kecut,kecut,kecut,..."
Tebu berdzikir " manis,manis,manis,..."
Kopi berdzikir " pahit,pahit,pahit,..."

Jika asem manis rasanya,ia salah berdzikir.
Jika tebu pahit rasanya,ia salah berdzikir.
Jika kopi kecut rasanya,ia salah berdzikir.

Kekasihku,
mari bersama kita cari dzikirnya,
daun ganja dan sel sperma.

Mari...

( Hewan,tumbuhan dan seisi semesta sedang berdzikir pada-Nya )
( Bintaro - Jakarta - 05 -04 - 2010 )

Kutentukan jalanku



Kenapa kau suka yang pekat-pekat,
bukankah masih ada terang benderang.
Apa ada nikmat dalam pekat?
Atau kau bosan dengan terang.

Pekat,rekat,nikmat,
sedikit menyerempet syahwat,
itulah indahnya,
dunia yang banyak orang menganggap tak biasa.

Tak harus begini,
tak harus begitu,
biar kutentukan jalanku,
enak tak enak aku yang menjalani.

Silahkan kalian sibuk dengan aturan,
silahkan kalian sibuk dengan kemunafikan,
aku telah sibuk dengan kegilaan.

orang gila,siapa yang mau mempersalahkan?

( Andien Putrie setyowati,terimakasih pinjaman kata PEKATnya )

( Bintaro - Jakarta - 06 - 04 - 2010 )

Sambutlah aku dengan keperkasaanmu



Memintal angan,
memintal harapan,
kepadamu kupasrahkan,
bukan berarti tanpa doa dan penuh keraguan.

Kuyakin cintamu selalu menampakkan diri,
di mekarnya mawar,
di wanginya melati,
di beningnya embun pagi,
di cerahnya mentari.

lalu,
apa yang harus kulakukan saat ini?

Memujamu dengan berdiam diri,
atau memujamu dengan berlari.

Sambutlah aku dengan keperkasaanmu.

( Myra nastiti thanks pinjaman 2 KATANYA,memintal angan )

( Bintaro - Jakarta - 05 - 04 - 2010 )

Aneh



Cinta lawan jenis,
memang pelik,
selingkuh haram,
poligami dicaci maki.

Aneh...

Bagaimana cara berbagi cinta,
bagaimana baiknya?

Haruskah mereka terluka,
sebab aku pura-pura buta.

Ini soal rasa bukan logika.

Tuhan...Engkau yang sebabkan,
Engkau pula yang harus putuskan.

( Bintaro - Jakarta - 07 - 04 - 2010 )

Mana perintahmu mana godaanmu



Pagi-pagi di suguhi gilanya cinta,
aku mencintaimu,
mengapa bunga-bunga yang membalasnya,
peningkatan atau justru godaan cintaku padamu.

Haruskah aku tak peduli,
atau ini perintah untuk berbagi.

aku takut dengan nafsuku,
bukannya cinta malah gairah yang menggebu.

Sungguh susah,
bedakan mana perintahmu mana godaanmu.

( Bintaro - Jakarta - 07 - 04 - 2010 )

Normal & abnormal

oleh Kidung Setan Kober pada 07 April 2010 jam 10:14

Ternyata menjadi gila itu tak semudah seperti yang di ucapkan,
menjadi normal dikira abnormal,menjadi abnormal dikira paranormal,
bukankah paranormal seharusnya normal?

Ini kok malah aneh,
aku heran pada orang-orang yang suka hal yang aneh-aneh,
bukankah diri sendiri adalah hal teraneh,
dimana bersemayamnya aneh.

Di
tubuh,
akal,
hati,
atau meliputi...?

Piss Tuhan



Belalang sembah berkepala daun hati,
sembahku beraroma misyik bertabur melati.

Asap membubung tinggi bawa pesan pada Ilahi,
" Yaa Ilahi aku tak minta itu dan ini namun aku butuh itu dan ini".

He he he...
Jangan tersinggung Tuhan,
Engkau lebih tahu apa yang kubutuhkan.

( Bintaro - Jakarta - 07 - 04 - 2010 )

Mengusir Jibril



Otakku,
tidurlah jangan selalu terjaga,
acuhkan saja laporan indera-indera,
hei jibril pergilah sebentar,
hentikan cumbumu pada otakku,
tubuhku sudah payah,
kembalilah jika aku telah segar.
Biar aku manjakan nafsuku dulu,
selimutku sudah menunggu.

Apa yang kau bilang jibril?

Engkau akan menemaniku saat bercumbu,
apa yang kau pelajari dari itu?
Jibril menjawab,
"Hasratmu dan hasrat istrimu,
ada rahasia hasrat Tuhanmu".

Benarkah,tanyaku?

Siapa yang berada diantara pelukanmu dan pelukan istrimu?

( Bintaro - Jakarta - 08 - 04 - 2010 )

Selalu ada cinta



Tampakkan dirimu secepatnya,
aku sudah tak sabar lagi,
ku tak mau menunggu mati,
untuk menyingkap tabirnya.

Ada apa di balik senyummu,
bermakna suka atau duka,
atau keduanya,
ah atau hanya pura-pura.

Tak lama,
senyum itu keluarkan rona cinta,
dan seakan-akan ia berkata,
selalu ada cinta walau sedang terluka.

Akhirnya,
kau tampakkan juga wajahmu secepat itu.

( Bintaro - Jakarta - 08 - 04 - 2010 )
( Myra nastiti thanks yo...)

Perempuanku malam ini



Nyuwunsewu,
Tak colong bibirmu,
tak usah kau balas itu,
pulaslah dengan mimpi-mimpimu.

Sekali lagi dan berkali-kali
dan esok terbangun,
kau dapati bibirmu tak utuh lagi.

Oh...perempuanku malam ini.

( Bintaro - Jakarta - 08 - 04 - 2010 )
( Myra nastiti terimakasih sekali lagi

Berkawan Izrail



Bila mentari sambut sang pagi,
mau apa diri ini?

Bila mentari naik sepenggalah,
akan kemana tentukan arah?

Bila mentari sambut sang senja,
kepada siapa kuhadapkan muka?

Dan malam pun tiba,
air dimana air,tuk basuh daki perjalanan tadi,
api dimana api,tuk terangi perjalananku saat ini.

Langkah terus melangkah,
tak perduli lelah.

Izrail itu bukan makhluk yang menunggu di pintu pengembaraan abadi,
ia bertugas sesaat setelah ruh dimasukan ke tubuh,
ada yang dicabut dengan secepat kilat,ada yang pelan tapi pasti.

Hei Izrail...aku mengenalmu saat ini,
kuharap engkau tak lupa suatu saat nanti.

( Bintaro - Jakarta - 08 - 04 - 2010 )

Syair Led Zeppelin



"Since I've been loving you"

Jogjakarta dan awal aku mencarimu,
Led zeppelin menusukku,
terngiang dan selalu terngiang,
datar,naik ,turun,meledak dan mengguncang.

"Since I've been loving you"
luka begitu nyata,
suka pun begitu,
inikah jalan menujumu?

" Since I've been loving you "
Kau kelupas tabirmu satu persatu,
semakin hari semakin tampak diri,
ternyata benar,engkau bersembunyi di balik diri ini.

" Since I've been loving you "
Untuk menyatu kumatikan mau-ku.

( Bintaro - Jakarta - 09 - 04 - 2010 )
( Thanks to Led Zeppelin )

Engkau tak buta



di surga itu tak ada permusuhan,
tak ada kebencian,
apalagi kebencian salah sasaran,
bagaimana kamu mau menjadi ahli surga,
jika disini kamu justru membikin orang lain celaka,
bercerminlah pada kisah-kisah surga yang ada di kitabmu,
harusnya kamu malu,
kukatakan " Jihadmu keliru "...

pohon-pohon surga menawarkan buah pada penghuninya,
apa yang kau tawarkan pada sesama manusia?

Jihad terbesar itu memerangi nafsumu,
lho kok malah mengumbar amarahmu,
kau menuduh orang lain kafir,
tapi kekafiranmu sendiri kau tak tahu.

Tak jelaskah ayat,
"bagimu agamamu,bagiku agamaku"
jangan saling mengganggu.

kebenaran mutlak milik Tuhan,
bukan milikmu dan agamamu.


kau teriak Allah maha besar,
tapi pikirmu sempit.

Rasulmu mengajarkan kasih sayang atau kekerasan?

Ya Tuhan...
mereka yang memakai simbol-simbol agama untuk menyakiti sesama manusia,
pantaskah masuk kedalam surga?

Ya Tuhan...
aku yakin Engkau tak buta.


( Bintaro - Jakarta - 09 - 04 - 2010 )

Samar



Cari masih cari belum pasti,
labil masih labil belum stabil,
gamang masih gamang belum terang,
belajar masih belajar belum benar,
sesat masih sesat belum selamat.

Hidup masih hidup belum tertutup.

aku,kamu,kalian,
tak perlu saling menghukumi.

( Bintaro - Jakarta - 09 - 04 - 2010 )

Koki Langit



Mengolah rasa yang bersembunyi di balik bumbu dapur,
di iris tipis,di ulek-ulek.

Siapkan wajan keikhlasan,
nyalakan api pengabdian.
lalu
satukan.

Bismillah...
mengaduk-aduk,
singkirkan suntuk
dan
prasangka buruk.

Setelah mendidih,
cicipi sedikit,
manis,asam,asin,pedas,pahit
sudahkah pas rasanya,
jika telah pas dengan rasamu,
jangan kau tambahi bumbu,
takabur,ujub ,riya,iri,dengki,hasud dan tak bersukurmu,
jika tak ingin masakanmu hanya akan jadi makanan tong sampah.

Mari hidangkan,
rasa yang telah kau olah.

Ya Tuhan semoga yang menyantap olahan rasaku,
dianugerahi cinta-Mu.

( Bintaro - Jakarta - 10 - 04 - 2010 )

Mimpi ( Dialog dalam Status Facebook )



He he he...mereka tak mengerti...mimpi burukku sudah lama pergi...

Myra Nastiti : syukurlah...., ^_^

Peace Man : " Dan Mereka Hanya Mengenal Kulit Ari mu saja Kidung........"
Teruslah Bernyanyi ku dengar itu Pasti.............

Kidung Setan Kober : @myra..amin
@Peace Man...aku akan terus bernyanyi...sampai masa pengadilanku nanti...

Suzzie Éslowty Aza : Hidup Kidung!!

Erna Nura : tapi mimpi burukmu malah pindah ke aku hep....help me...hehehe

Kidung Setan Kober : Suzzie...hidup juga...he he he...
Erna...mimpi burukmu transfer ke aku...barangkali bisa kita pecahkan bersama...

Yusuf mena'wil mimpi,
dengan begitu ia hadapi kenyataan ini.

Ternyata mimpi-mimpi yusuf adalah kepingan puzzle yang menuntun dirinya,
miimpi Yusuf " wahai bapakku,aku bermimpi sebelas bintang,matahari dan rembulan sujud padaku "

batinku " 6 rukun iman,5 rukun islam,akal dan hati"...kuselaraskan.

( Bintaro - Jakarta - 11 - 04 - 2010 )

Rasa-nya puisi



adakah yang tau rasa-nya puisi?

seperti rasanya buah kah,
manis,asam,pahit dan sebagainya,
atau
hanya suka dan duka.

yang me-rasa itu jiwa atau akal.

kuremas jiwaku untuk meremas jiwamu,
kusakiti jiwaku untuk menyakiti jiwamu,
kusetubuhi jiwaku untuk menyetubuhi jiwamu,
kucintai jiwaku untuk mencintai jiwamu.

sekarang engkau puas?
kubuat jiwamu orgasme berkali-kali.

( Bintaro - Jakarta - 12 - 04 - 2010 )

Nol ( 0 )



0,1,2,3,4,5,6,7,8,9...0
11,12,13,14,15,16,17,18,19...0
21,22,23,24,25,26,27,28,29...0
31,32,33,34,35,36,37,38,39...0

Hingga tak berhingga jumpa 0,
republik ini telah kehilangan 0.

Rp.1
Tahta 2
Lawan jenis 3

seterusnya apalagi...?

( Bintaro - Jakarta - 12 - 04 - 2010 )

Topeng



yang ayu,
yang kurang menawan,
yang bergincu,
yang umbar senyuman.

yang gagah,
yang kurang gairah,
yang berwibawa,
yang berpura duka.

yang apa adanya,
yang berdosa.

uniknya negeriku,
bagai pentas tari topeng.

jrek-jrek nong jrek - jrek gung,
jrek-jrek nong jrek - jrek gung.

blang dung plak, dung plak jedErr...


( Bintaro - Jakarta - 14 - 04 - 2010 )

Harmoni



Harmoni,
RT
RW
Kelurahan,
Kecamatan,
Kabupaten,
Propinsi,
Negara.

Harmoni tubuh,akal dan hatiku,
harmonilah duniaku.

( Bintaro - Jakarta - 14 - 04 - 2010 )

Peluk Air Cumbu Petir



Berpeluk air,
bercumbu dengan petir,...

di masa-masa getir,
harus merubah pikir.

tak harus menyingkir,
waspada,agar tak tergelincir....

Oh air...curahmu bikin darahku mendesir,
oh petir...kilatmu mencium bibir.

Ini belum berakhir.


( Bintaro - Jakarta - 14 - 04 2010 )

Ketemu Cinta



He he he...
ketemu lagi dengan yang namanya cinta,
ia datang dan pergi sekehendaknya,
kemarin ia sembunyi dikelopak mata,
hari ini ia di ujung hidung dan kembang kempisnya,
semenit kemudian ia tertidur di daun telinga,
ia terjaga ketika bibirku terbuka,
gairahnya paksa aku tuk meraba-raba.

Engkau siapa?
begitu indahnya,
begitu lemah lembutnya.

Hei,cinta...
apakah kau bidadari yang terjatuh dari surga?
atau penjelmaan betari durga?

Hei,cinta...
kau bawakan aku bahagia atau petaka?


( Bintaro - Jakarta - 16 - 04 - 2010 )

Jangan pernah singgah



Bedebah mulut latah,
umbar serapah sampah,
sepertinya kebenaran ia kangkangi,
sepertinya kesucian ia warisi.

pergi !

dadaku singgasana Ilahi,
bukan tempat beranak pinaknya iri dengki,
angkara pun tak boleh hinggap disini.

bedebah mulut latah,
Pergi!
dan jangan pernah kau singgah.

( thanks buat Ratu Ayu Bumiayu atas pinjaman satu KATA nya )
( Bintaro - Jakarta - 16 - 04 - 2010 )

Bola Mataku



ternyata aku terlalu awam tuk mengerti isyarat Tuhan,
sudah lama itu merajam,
sedari dulu seharusnya telah tersibak awan,
namun ku terlena pada mimpi-mimpi malam.

mimpi akan kebahagiaan,
yang ternyata tak mudah di kenyataan,
bait-bait cintaku tak berbuah manis,
lebih sering terdengar tangis.

yang mereka lihat legam kulitku,
tak pernah coba lihat hitamnya bola mataku,
ada setititik cahaya disitu,
putih,
ya putih...

cahaya yang bukan berasal dari mimik muka,
tapi dari kuatnya pancaran jiwa.

kutanamkan pada kalbuku,
"aku pantas tuk diperjuangkan"

( Cyelvia J atmanegara thanks yah...dah ngutangi kalimatnya )
( Bintaro - Jakarta - 16 - 04 - 2010 )

Surat Cinta



Jari,
kelingkingmu Alif,
manismu Lam,
tengahmu Lam,
telunjuk dan jempol
dilingkarkan Ha.

itu kebetulan atau sengaja,
bidadari ada pada genggamanmu,
bukalah tanganmu dan ulurkan pada saudaramu,
seperti bidadari-bidadari yang melayani kekasih-kekasih Tuhan di surga-Nya.

Ayat-ayat dan surat-surat,
telah dikirimkan lewat tubuhmu,
bagaimana engkau balas surat-surat itu,
jika engkau begitu cepat membalas sms pacarmu,
kenapa kau lamban membalas surat Tuhanmu.

Jangan didengarkan kata-kataku,
ini kutulis dengan arak dimulutku.


( Bintaro - Jakarta - 17 - 04 -2010 )

Rindu Kelana



Berkendara telapak kaki,
tanah-tanah wangi disambangi,
membakar aroma bunga,
membara tekad di dada.

Tiap tetes keringat sebagai pengingat,
lunturkan noda-noda laknat,
Berkelana aku mencarimu,
ternyata tak jauh dariku.

oh aku rindu,
siang berteman matahari,
malam berselimut semilir angin,
terjaga diantara pusara.

"Fabiayi ala irabikumma tukadziban"
( Nikmat dari Tuhanmu yang manakah yang telah engkau dustakan )
membangunkanku dari mimpi panjang,
lanjutkan pengembaraan.

( Special buat Lina kelana )
( Bintaro - Jakarta - 17 - 04 - 2010 )

Nyonya



Bersenandung,
menunggu sang pangeran pelaminan,
yang bawakan batu berkilau,
dan janji setia sehidup semati.

Ketika batu hilang kilau,
senyumnya luntur,
sang pangeran pun dipaksa jadi budak.

Makan jadi alasan,
susu anak jadi alasan,
nyonya hilang kemesraan.

apa bedanya dengan pelacur,
cuma nyonya bersertifikat
dan hanya pangeran yang boleh buka pintumu.

Nyonya kau merdeka,
pelacur tidak.

Nyonya kau halal,
pelacur tidak.

Nyonya,
janganlah ikhlasmu ditukar kilau batu.

( Bintaro - Jakarta - 18 - 04 - 2010 )

Malam Pertama



Malam sudah hampir beku,
kemarilah istriku,
hapus semua riasanmu,
tanggalkanlah gaunmu,
aku pun begitu.

Aku perhatikan tubuhmu,
kau perhatikan pula tubuhku.

Aku telanjang,
kau juga telanjang.

Aku hanya ingin katakan," dulu waktu kita dilahirkan pun dalam keadaan telanjang"

Istriku,
engkau faham maksudku?

Jika telah faham,
mari kita tidur.

Oooahm...ngantuk.

( Bintaro - Jakarta - 18 - 04 - 2010 )

Mengeja kata tiada kasta



Hei,
kau yang merasa diatas awan
dan merasa bisa kendalikan hujan,
itu belum apa-apa,
masih ada bintang-bintang yang tak terlihat olehmu,
tinggi rendah itu pengaruh gravitasi,
jika kau merasa tinggi kau masih terpengaruh gravitasi,
diluar atmosfir tak ada tinggi rendah,
tak ada atas bawah.

Semua melayang.

Kau buang muka melihat cacing-cacing belajar mengeja,
untuk bisa mencuri bintang masuklah ke dalamnya bumi.

semua indah,
tiada kasta.

semua merangkai keindahan-Nya.

Wassalam.

( Bintaro - Jakarta - 18 - 04 - 2010 )

Kaya & Miskin



dia tak pernah merasa cukup,
dikejarnya segala benda,
tapi tak pernah bisa puaskan nafsunya,
dia tertengadah dan matanya pun tertutup.

orang kaya,
orang yang tak diperbudak keinginan,
orang miskin,
orang yang diperbudak keinginan.

Kemarin hisap madunya,
sekarang petik bunganya,
besok cabut akar pohonnya,
tak pernah puas hidupnya.

( Bintaro - Jakarta - 19 - 04 - 2010 )

sepi ritual



Ritual seremonial,
serba di besarkan,
serba di publikasikan,
surga jadi petaka.

sepi ritual,
tangan kanan lakukan kebaikan,
tangan kiri tak pernah dengar,
neraka hilang panasnya.

sepi ritual - ritualnya sepi.

( Bintaro - Jakarta - 19 - 04 - 2010

Yang Meremas



dia yang meremas hatiku kini kian dekat,
pada siang,
pada malam,
ia hadir.

bawa senyum...luka,
bawa tangis...bahagia.

ini jerat atau rahmat,
kenapa begitu dekat syahwat,
pula dekat khianat,
sungguh aku tak ingin sesat.

siapa dia?
ku tak bisa sebut nama,
lembut nan menusuk sikapnya,
gemulai tak lemah dalam badai.

nyala matanya perjuangkan kaumnya,
runcing lidahnya merobek segala yang melecehkannya,
dengus nafasnya pertanda marah yang dikendalikannya,
uluran tangannya penuh kata maaf darinya.

dan
ia begitu nyata.

arak,
arak ku mana?

lupa aku mau lupa saja,
ini terlampau menyiksa,
O...iblis dan bisikkanya,
meronta-ronta.

( Bintaro - Jakarta - 20 - 04 - 2010 )

Khuldi



selaksa puja,tak tergoda...
selaksa pasrah,tak goyah...
luka bukan duka,
berkah bukan anugerah.

rayu-rayu menipu,
doa-doa memaksa.

Hawa menangis,
Adam terlena.
khuldi teriris,
dunia jadi penjara.

telanjang adam,
telanjang hawa.
siang dan malam,
jeritkan Rabbana Dzalamna.

aku salah,
aku salah,
aku salah,
mohon ampun-Mu.

itu kisah bapaku,
aku termangu.

( Bintaro - jakarta - 20 - 04 - 2010 )

Suku Lantang Menentang



Aku datang
dan tetap lantang menentang,
pada kebaikanmu aku tak tertipu,
pada tangismu pun begitu.

kau tutupi bangkai dengan bangkai,
adu sana,adu sini,
rakyatmu pun kau racuni buai,
kisah Ratu adil hamba yang dipilih Ilahi.

Ratu adil omong kosong,
strategi kumpeni agar rakyat hanya menunggu dan menunggu
dan lupakan kisah bahwa Arok adalah rakyat jelata,
yang bangkit melawan Ratu ompong.

Panji Asmarabangun,
bangunlah dan bangunkan asmara saudaramu tuk bersatu,
Sabda Palon,
sabdakanlah kisah-kisah tikam menikam nusantara agar saudaramu waspada akan hal itu.

Aku datang,
dan tetap lantang menentang,
saat malam,saat siang,
pada dajjal-dajjal yang tidur kenyang.


( Bintaro - Jakarta - 23 - 04 - 2010 )

Moyangku



Kembalikan mantra dan pusakaku,
yang telah kau bid'ah-bid'ahkan itu,
aku tahu itu strategi untuk menjajahku,
agar aku tak pernah tahu bagaimana hebatnya moyangku.

"Sun matek aji, ajiku Bandung Bondowoso,
Kang mengkoni ratuning wesi,
Kulitku tembaga,
Dagingku wojo,
Ototku kawat,
Balungku wesi,
Bayuku rasa,
Dengkulku paron,
Heh ya aku Bandung Bondowoso,
Ratuning gegaman tan ono,
Tumono ing badanku."

Bagaimana ia membangun prambanan,
bagaimana ia taklukan raja jin dan raja siluman.

Pusaka dan mantra dijarah,
aku di suguhi cerita sampah,
hilang budayaku,
hilang pula identitasku.

Sun matek aji,ajiku garuda benteng nusantara,
akalku arok,dadaku syailendra,
tanganku gajahmada,cakarku siliwangi,
mataku jayabaya,irungku bandung bondowoso,
sikilku ratu shima,
sabdaku janabadra,
dadiya sarira tunggal ning jiwa ragaku.

( Bintaro - Jakarta - 23 - 04 - 2010 )

Catur



Dulu,
ayat-ayat itu terserak pada tulang,pelepah dan batu,
kubaca tulang,kubaca pelepah,kubaca batu,
engkau heran akan hal itu,
memang tak ada tulisan yang tergores disitu.

tapi bukankah positif negatifnya nyata ada,
bukankah itu pelajaran dari-Nya,
jika semua tulisan telah hilang,engkau akan membaca apa?
kubaca alam dan kejadiannya.

Ya Tuhan,
aku tahu pesan-pesan-Mu,
pada tiap ciptaan-Mu,
namun ku terlalu malas tuk menjawab pesan-Mu.

sebab,seperti bermain catur dengan-Mu,
tak mungkin aku kalahkan-Mu,
paling tidak aku berusaha remis dengan-Mu.

he he he...
tanggalkan maskulin-Mu,
kenakan feminim-Mu,
aku siap untuk Kau cumbu.

( Bintaro - Jakarta - 24 - 04 - 2010 )

bidadari imaji



apa yang kuinginkan akan aku dapatkan,begitu pula cintamu,
dan pasti itu.

arjuna bertaring drakula taklukan mangsanya,
srikandi dan sembadra terpesona.

kujilat butir keringat pasrahmu,
kumainkan ujung rambutmu,
kau terbuai disisiku,
gairahmu berontak mengharap cumbu.

jari-jariku menelisik tiap lekukmu,
owh...wajar ataukah tabu.

saat kutanya,"maukah kau nyatakan ini semua"
kau jawab,"takutku mendera,biarlah ini tetap jadi imajinasi kita".

tapi bagiku,imajinasi dan nyata tak ada beda,
sebab ini soal rasa.

( Bintaro - jakarta - 25 - 04 -2010 )

aku-ku dan aku-mu jadi Aku



pelan tapi pasti,angkuhmu terganti,
mentari menyungging di sela-sela bibirmu,
bintang-bintang mengintip di bola matamu,
dan tekadku,ini harus kumiliki.

mendekatlah perawan suciku,
saat kutanggalkan jubahku dan kau tanggalkan kembenmu,
tak berbeda aku dan kamu,
kenapa kau tersipu malu.

tubuhku dan tubuhmu,
hanyalah penghalang bagi jiwa yang ingin menyatu,
lidahmu mencari apa dilidahku,
tak ada apa-apa disitu.

apa yang kau cari,
jauh di lubuk hatiku,
apa yang kucari,
jauh dilubuk hatimu.

ada yang lebih penting dari sekedar penyatuan tubuhku dan tubuhmu,
bersatunya aku-ku dan aku-mu menjadi Aku.
sekarang kau mengerti,
maksud dari mesraku hari ini.

( Bintaro - Jakarta - 25 - 04 - 2010 )

Pagi di tepi kali Gung



Sebungkus marlboro dan secangkir kapal api,
ditepi kali Gung,
sementara perawan-perawan asyik mandi tak peduli tatapan mesum para penggali...
Arus airnya menyimpan banyak cerita,
gringsing yang melegenda,
mbah panggung yang menentang pendusta agama,
malang sumirang menentang dan menantang...

Sang penggali teruskan menumpuk pasir dan truk-truk antri menunggu,
cukong-cukong tawa terbahak lirik matanya memperkosa alam...
sang perawan tak tau ia terlampau lugu...

ingin kuhentikan tawa cukong itu dengan tenggelamkan ia dan hanyutkannya.
Namun sayang aku cuma sebentar tak lama temani mbah panggung,
akan kuteruskan perjalananku temui pangeran pekik dan anak keturunannya.

( Tegal - 27 - 04 - 2010 )

Penari Malam Purnama



Puja mantera pada malam mengharap purnama,
wangi aroma dupa menghantar doa,
menembus pintu-pintu petaka.

Purnama aku telanjang dihadapanmu,
tak mau aku terpenjara busanaku,
menari aku menari,
tak perduli aku tak perduli.

Suara binatang malam,
bagai orkestra yang mengiringi.

Wahai Purnama,
liputilahlah aku dengan cahayamu,
wahai embun, basuhlah daki-daki perjalananku siang tadi.

( Bumiayu - 29 - 04 - 2010 )

Hantam Kromo



Ningrat dan kawula,
kau bedakan bahasa dan etika,
kau kromo,
aku ngoko,
kau unggah ungguh,
aku tak puguh.

aku tak pernah mau kromomu,
bagiku itu bentuk pendiskriminasian,
aku bangga dengan ngokoku,
bagiku itu sebuah kejujuran.

Cita-citaku,
ingin kusebarkan benih ngokoku pada penghuni keputrenmu.


( Purwokerto - 01 - 05 - 2010 )

Ora urusan



Aku tak pernah berusaha tahu,
apa itu diksi,
apa itu rima,
apa itu estetika dalam bahasa.

Aku hanya berusaha untuk
mengekspresikan suara dari dalam jiwa,
itu saja.

Aku tak peduli kau bilang apa.


( Purwokerto - 01 - 05 - 2010 )

Indera



memandang sejauh mata,
mendengar tekanan suara,
menghirup semerbak aroma,
mengecap segala rasa,meraba segala benda.

Banyak tatap...curiga.
banyak suara...sumbang.
banyak aroma...busuk.
banyak rasa...hampa.
banyak raba...sia-sia.

ah...panca indera,
kalian radar anugerah Tuhanku.
peka...terlampau peka,
tersiksa sungguh aku tersiksa,
harus kusajikan dengan apa,
tanpa mengungkap rahasia-Nya.

Bermakna
atau
tak ada apa-apanya.

( Dukuh Waluh - Purwokerto - 01 - 05 - 2010 )

Kiblat



arah kiblatku...
pada wajahmu,
bukan,
timur,
barat,
selatan,
utara.

bukankah kau meliputi segala sesuatu,
aku yakin itu,
terserah mereka mau menyembah arah,
aku tidak!

terserah...mereka mau terpengaruh waktu,
aku tidak!
terserah...mereka hanya di tempat ibadah,
aku tidak!


( Bumiayu - 01 - 05 - 2010 )

Ah



Awan malas menyibakkan diri,mentari lupa pada pijarnya,
Tangis tak berarti duka,
tawa tak wakili suka,
Entah mengapa lewat begitu saja,
hampa udara.

Ah,aku jadi air saja,
membasahi lahan kering,
hilangkan dahaga para pecinta,
membasuh daki-daki para pendosa.

ah aku jadi api saja,
menghangatkan mereka yang terluka,
membakar para pendusta.

ah aku jadi angin saja,
semilir nina bobo kan bayi di tetek ibunya,
topan bagi mereka yang berebut kekuasaan.

ah aku jadi tanah saja,
tumbuhkan segala keindahan,
mengubur segala kedengkian.

ah itu semua,
apa iya?

( Bumiayu - 05 - 05 - 2010 )

Asa tersisa



Istri satu tumbuh seribu madu
Kukecup putikmu,
kau belai benangsariku,
iri liputi si kupu-kupu.

Bunga-bunga merekah,
madu-madu membasah,
larut dalam desah,
sungguh kutebar gairah.

Sang bunga tebar aroma,
sang kumbang tak kunjung datang,
entah berapa lama ia merona,
tiap malam ia meradang.

Jika sang kumbang entah kemana,
tak salah bunga tebar pesona,
biarkanlah burung-burung pencari madu singgah tuk berbagi merdu suaranya,
tersenyumlah sebab masih ada asa yang tersisa.

( Sidoarjo - 19 - 05 - 2010 )

Pujangga



Malam ini sunyi
sang pujangga tak mabuk sastra
celotehnya dihanyutkan hujan
tetes air dan petir yang terdengar

kucari pada pekat malam
ia menari di tanah lapang
diiringi gemericik air
dan cahaya kilat membentuk siluet gerak tubuhnya

ah,aku tahu ia berpuisi lewat tariannya
angin adalah kibasan tangannya
air adalah tetes keringatnya
kilat adalah tatap matanya
petir adalah tepukan tangannya
bumi yang basah adalah tangis dari lubuk hatinya

pujangga itu duduk tertunduk
dan hujan mereda

bintang-bintang muncul disenyumnya
ia menengadah
pada cakrawala ia bertanya,
"khadijahku kau sembunyi di dada siapa?"

( sidoarjo - 20 - 05 -2010 )

Beres



Kabarmu...?
Beres...

Keluargamu...?
Beres...

Tingkahmu...?
Beres...

Pendidikanmu...?
Beres...

Jabatanmu...?
Beres...

KKNmu...?
Beres...

Halal Haram...?
Beres...


( Jogjakarta - 22 - 09 - 2005 )

Bobrok



Jika kebobrokan adalah kebenaran,
kenapa bangkai masih kau simpan,
bangkai ayam bukanlah bangkai ikan.

Jika bulu domba bawa bencana,
kenapa tak kau singkapkan,
bakar..!
ganti selimut duri,
darah yang basahi tentramkan hati.

Pak tua kebakaran jenggot,
si Jong berlatih berjalan lurus,
langkah tegak majuuu...jalan!
tembok basa basi etika runtuh.

Hei..jiwa itu tak ada yang tua,
usiamu enam puluh pak tua,
tapi nafsumu dua lima,
ha ha ha kau berlindung dibalik keriput mata.

Dosamu bukan dosaku,
kenapa aku petik akibatnya.

Apa kau ingin aku buatkan api unggun ditengah Balairungmu?

( Jogjakarta - 12 - 09 - 2005 )

Anjing Peliharaanku

oleh Kidung Setan Kober pada 21 Mei 2010 jam 14:25

Aku berteriak,

Makan...!...Makan..!

Pekerjaan..!...Pekerjaan..!

Pendidikan layak..!

Layanan kesehatan..!

Keamanan dan kenyamanan..!

hei..anjing..!
Telah kuwakilkan suaraku padamu,
mana gonggongmu?
mana taringmu?

apa kau tertidur,
hingga tak terasa liurmu basahi ke-malu-anmu.

Tugasmu menggonggongi para raja,
bukan menjilat pantat mereka yang tidur siang di istana.

Wahai anjiiiing..!

suaraku,suara keluargaku,suara kawan-kawanku,
suara seantero negeri adalah suara Tuhan,
jangan kau pelintir jadi suara setan.

Telingamuuuuuuu...!

Buka lebar-lebar telingamu!

Anjiiiing...!
Moral,
ekonomi,
spiritual,
Nasionalisme,
persatuan,
telah runtuh...!!!

Telingamu..!
Buka lebar-lebar telingamu...!!!

Mulut Pandhita Durna



Mulut lancang kobarkan perang,
berbisik meracik picik,
diteras nyawa-nyawa meregang,
disampingnya mata nanar memandang bingung.

Aku berlari menentang arah peluru,
yang muntah dari moncong senjata para durjana,
senjatanya etika yang ia tanggalkan,
tetapi selalu ia khotbahkan.

Ia berkata " kita adalah budak Tuhan "
lagak ia seperti tuan,
ongkang kaki dan kempit perawan,
hadiri jamuan,
minum darah budak yang dikorbankan.

Pura-pura

oleh Kidung Setan Kober pada 22 Mei 2010 jam 10:58

Menutupi telanjang dengan bertelanjang,
sungguh menantang,
berpura riang sebenarnya goncang,
sampai kapan kuncup tak mengembang.
Sampai kapan melati berpura mawar penuh duri,
sampai kapan padang gersang berpura telaga kautsa
Mata mereka mungkin terhalang namun mataku amatlah tajam.

Jayengresmi,Sang Istri & centhini



Membedah lingga dan yoni,
ilahi bersembunyi di birahi.
Jayengresmi kitari bumi,
pada sang istri ia ungkap wajahnya,
centhini ikut pula merangkai kata.

Ia tanggalkan jubahnya,
sang istri dan centini terpesona,
bukankah centini hanya seorang emban,
kenapa saksikan ketelanjangan jayengresmi,
kenapa cemburu tak meliputi sang istri,
Jayengresmi kau cinta pada siapa,
Sang istri ataukah centhini?

Jayengresmi menjawab,
"aku mencintai istriku,pula cinta centhini,sebagai bukti aku cinta ilahi".

Centini,
aku mencium bibirmu pada bibir istriku,
kubelai rambutmu pada rambut istriku,
kutitipkan benihku di rahimmu pada rahim istriku.

Centhini,
walau aku tak menjamahmu,
namun rasaku telah hangatkan yonimu.

Centhini berkata,
"wahai junjungan dan kekasihku,
walaupun aku tau hakikat cinta yang kau ceritakan itu,
apakah salah jika kuminta ini menjadi nyata,
linggamu mencumbu yoniku,
Jayengresmi termangu,
dan bertanya pada Tuhan
"yaa ilahi haruskah semua ini jadi nyata?"

( sidoarjo - 23 - 05 - 2010 )

Paman doplang,si Binatang jalang,si merak lantang



Matikah ronggowarsito si paman doplang,
matikah chairil si binatang jalang,
matikah rendra si merak lantang menentang.

Kujawab,.Tidak!
Mereka tertidur di lidahku dan lidahmu,
mereka terjaga jika lidahku dan lidahmu berani menentang kesewenang wenangan.
Bangunkanlah ronggowarsito,bangunkanlah chairil,bangunkanlah rendra.
heiii..!
Bangkit dan melawan segala penindasan bukanlah pemberontakkan,
Itu perintah TUHAN.
Ya ronggowarsito,
ya chairil,
ya rendra,
kupinjam runcing lidahmu,
tuk menusuk segala yang busuk,
tuk menyayat segala khianat,
kan kutikamkan pada mereka yang berbuat kerusakan.

( sidoarjo - 24 - 05 - 2010 )

Tuangkan arakMu



Tuhan...
Izinkan aku mabuk di hadapanmu,
Kau yang tuangkan,
arak,tuak atau ciu cikakak.

Hei iblis tiuplah serulingmu ku ingin menari di hadapan Tuhanku,
Ya Tuhan tapak kakiku menari di titian shirathMu,
Ke segala arah ku temu shiratMu,
seakan ia melekat pada tapak kakiku,
aku telah mabuk kah Tuhan,
atau ini baru permulaan.

Ahai...Kakiku mulai tak terkendali,
kanan di tempat suci,kiri di lokalisasi,
namun reaksi sudah mulai meninggi ku tak bisa bedakan mana tempat suci mana lokalisasi,
Kudengar rintihan pelacur memanggil manggil namaMu,
kudengar orang-orang suci di televisi,
di mimbar-mimbar menjual namaMu,
sedang rintih pilu pelacur yang menyebut namaMu tak pernah mereka dengar.

Seteguk lagi..,ah kelamaan.
Seguci sekalian,
Biar aku cepat muntah dan perhatikan apa yang kumuntahkan,
aku muak melihat rumahMU dikangkangi para peragawan peragawati busana keagamaan,
aku muak melihat rukun-rukun agamaMu dibisniskan,
aku muak melihat ayat-ayatMu hanya dijadikan hiasan di ruang tamu dan ruang makan,
aku sungguh muak melihat simbol-simbol agamaMu dijadikan alat tuk raih kekuasaan,

Aku menari dan terus berputar,
kencang dan semakin kencang,
tak terasa melayang,
Satu persatu pijakan hilang,
Mereka sibuk saling berperang.

Saling klaim kebenaran,
mereka melupakanMU Tuhan.

Pada tetesan arak terakhir kukatakan
"wahai Tuhanku hanya Engkau yang ku punya,agama aku tak punya"...

Jika memang Kau lebih dekat dari urat nadi,
aku tak butuh tempat suci,
biar mereka menyembah ruang,
biar mereka menyembah waktu,
aku tak mau seperti itu.

Mabukku semakin menjadi,
kulihat wajahMU pada segala yang terlihat mataku,
kudengar kata-kataMu pada segala yang terdengar telingaku,
kucium aromaMu pada segala yang tercium hidungku,
kukecap rasaMu pada segala yang terasa lidahku,
kuraba dzatMu pada segala yang teraba kulitku.

Dan aku terkapar,
tak ingat lagi,mana diriku mana diriMu.

Setelah aku tersadar,
Ia yang maha nyata menjadi maha ghaib,
terhalang tubuh fanaku ini.

( Sidoarjo - 25 - 05 - 2010 )

Onani



onani,

harta berlimpah untukku,

singgasana untukku,

lawan jenis untukku,

semuanya untukku,

Bagianmu sisa-sisa.


( Sidoarjo - 31 - 05 - 2010 )

Nietzsche Vs Setan Kober



Nietzsche berkata,
" Tuhan telah mati"

Aku Jawab,
" Aku yang menghidupkan"

Hu...bangkitlah atas ijinku.


( Sidoarjo - 01 - 06 - 2010 )

Nggombal Lagi



Mencium dengan santun,
meraba sepenuh rasa,
rasakan indahnya.

Senyummu dan hangat kulitmu,
Tetaplah seperti itu,
dan biarlah nafasmu memburu,
sebab itu jadikan gairahku semakin menggebu.

Sandarkanlah kepalamu pada bahuku,
agar dapat kucium harum rambutmu,
tak usah kau pedulikan serpihan-serpihan cermin masa lalumu.

Janganlah takut,
ada aku disampingmu.

( Sidoarjo - 01 - 06 - 2010 )

Teh celup



Mengaduk teh celup,
seperti mengaduk perasaanmu,
tuangkan panas airmu,
celupkan wangi kesatmu,
taburkan manismu,
Ehm nikmatnya dirimu.

Salam,

sapaan sembunyikan kerinduan,
pada hangatmu,
pada manismu,
pada wajahmu.

Sekali lagi dan berkali kali bibirku menempel pada bibir cangkirmu
Hmmm...Wangi.
Hmmm kesat.
Hmmm...Manis.
Esok pagi kuketuk pintumu lagi.

Sambutlah aku dengan senyum tulusmu dari lubuk hati.

( Sidoarjo - 01 - 06 - 2010 )

Mendendam Cinta



Ia yang mengejarmu dengan sapa dan tanya,
Sungguh mendendam cinta,
Masihkah angkuh tak balas tatapannya.

Ia berharap satu kata keluar dari mulutmu yang selama ini diam saja,
walau kau katakan dengan terpaksa,
itu sudah cukup redakan rindunya.

Ia yang terjatuh oleh cinta,
kini sibuk merangkai kata,
Ah,kiranya rangkaian kata benar jadi rangkaian rasa,
Alangkah indahnya.

Buah yang lama masak dipohonnya kenapa tak kau petik saja,
Menunggu angin jatuhkannya,
terlampau lama,
Panjatlah pohon itu,
ambil semua yang kau suka.

Dan
getarkanlah pohon itu dengan segala gairah yang kau punya.


( sidoarjo - 02 - 06 - 2010 )

Rona merah muda



Tuhan
mencintaiku,
lewat rona
merah muda
di wajahnya.

Luar biasa,
cantiknya,
tanpa bedak tanpa make up,
senyumnya tak pura-pura,
saat marah pun ia tersenyum.

Duh
Gustiiii
aku ingin menciummu.

( sidoarjo - 02 - 06 - 2010 )

Lenguh



/ Arok,
Berhentilah menggaris tegas
Ketidakmampuan mereka,
Kau kini, ada di hangat tubuh
Dewa senyata menjadi abdimu

Arok, nyali merdekamu adalah
Sebuah pemakluman kesejatian
Yang memang itu adalah
telapak kakimu

cahya yang tersimpan dalam mulutmu
sejatinya aku dalam takdirmu
pun dia, perempuanmu
:Umang

Arok, telah kau sepakati
Anak anakmu bermain dalam rahim kasihku
Tumbuh bersama mekarnya mahkota
Dan memberonntak kaki kakimu

Bangunlah Arok, sebab takdir
telah menggenggam dusta

// wahai dedes...

sejarah haruslah terulang,
bagaimana kuremukkan kepala raja-raja,
bagaimana kukacaukan pesta pora,
jika ingin damai haruslah perang.

kerusuhan itu resiko kemerdekaan,
bagaimana durian mau runtuh jika pohon tak digoyang,
tak perlu semua digoyang,
cari yang terbesar dan runtuhkan.

/ Arok, tak harus kau menukarkan diri
Sebab kaulah tunas kejayan anak anakku
Yang kembang di bawah asuhan damai
Aku tak bisa, Arok
Dewimu ini tak ingin kembali
; tertinggal namamu

// aku penuhi takdirku,
tumbal tujuh nyawa.

dedes,
kau harus sadari itu.

bersama arok,tak pantas kau teteskan airmata.

( Babat - Sidoarjo )
( Kolaborasi Lina kelana & Kidung Setan Kober )

Kias



Sudah cukup berhias kias
ku ingin lugas tandas
jika ku berkata nafsu tak perlu ku kata api
jika ku berkata ilmu tak perlu ku kata air
jika ku berkata keinginan tak perlu ku kata angin
jika ku berkata hati tak perlu ku kata tanah
jika akal tak perlu jibril
jika lidah tak perlu pedang
jika mata tak perlu pelita
jika sidiq,amanah,tabligh,fathonah tak perlu abu bakar,umar,usman,ali atau timur,barat,utara,selatan
jika Tuhan tak perlu lautan
jika manusia tak perlu ikan
jika jiwa raga tak perlu keris warangka
dunia akhirat tak perlu perempuan pria
membangkang tak perlu setan,patuh tak perlu malaikat
panca indera tak perlu pendawa lima
jika 7 petaka tak perlu 7 ayat fatikhah
jika 9 lubang tubuh tak perlu 9 istri

jibril sudah aku lelah,
Ya rabb
jika Kau katakan Engkau menyatu denganku tak perlu Kau katakan Kau lebih dekat daripada urat nadiku
sudah,
sudah jibril,
haruskah kutelanjangi semua?

( Sidoarjo - 08 - 06 - 2010 )

Kidung luluh



Kidung ku lantun
binatang malam mengalun
semilir membuai
syahdu menggapai

Kidung menggema jiwaku mengangkasa
lena sungguh lena
bumi hampa

Hmmmm....Hmmmm....Hmmmmm....
Haeee...Haeee...Haeee....
Hoooong....Hoooong....
Huuuu....Huuuu...

Kidung ruh
tubuh luluh

Hong katakan!...Aku ini siapa?
Hong katakan!...Aku darimana?
Hong katakan!...Aku akan kemana?
Hong katakan!...Semua ini untuk apa?

( sidoarjo - 08 - 06 - 2010 )

Bukan keturunan Idris



Malang sumirang ( menyalahi segala aturan )

Berjanji pada Ilahi mematikan Ilahi
mengakui utusan tak ikuti kelakuan,
menyembah sembah,
kedermawanan harap pujian,
berkoar memuja rasa lapar,
kunjungi tanah suci berkali-kali,saudaranya menangis tak pernah perduli.

Membaca ayat yang tersurat,
tak membaca yang tersirat,
budaya manca di adopsi,
budaya sendiri tak di gali,
leluhur manca di kirim do'a,
leluhur sendiri tak di beri.

( Sidoarjo - 09 - 06 - 2010 )

Aku anak cucu Sys,
yang terdampar di pulau banteng betina,
yang tak tercantum di kitab-kitab manca,
ia hanya menjadi dongeng dan legenda,
ia hanya tutur saja.

aku anak cucu Sang Hyang Nurrahsa,
yang di didik tanggap sasmita.

aku anak cucu kalijaga,
yang di didilk pupuh,mijil,kinanti,dandhanggula,asmaradhana.

aku anak cucu ranggawarsita,
yang di didik eling waspada.

aku anak cucu rendra,
dan perjuangan adalah pelaksanaan kata-kata.

( Sidoarjo - 10 - 06 - 2010 )

Sepakat

oleh Kidung Setan Kober pada 10 Juni 2010 jam 13:07

( Kidung Setan Kober & Cyelvia J Atmanegara )



* aku rindu,
pada siapa?

mungkin padamu,
entah...

pada anak & istriku,
entah...

ooo,
mungkin pada tatap mata anak dan istriku yang berbinar di matamu.

aku rindu,
pada malam,
pada kemilau bintang,
dan semilir yang mengiringi untaian kata-katamu.

** aku pun rindu,
pada siapa?
tentu bukan pada suami,
karena mereka bilang aku masih sendiri.

aku rindu,
tentunya kepadamu,
pada suguhan kata-kata yang membuat imajiku liar mengembara.

jemput aku,
karena ku tau kau mampu,
sebab tebaran rasaku terpenjara dan membatu.

* seperti biasa,
pinjami aku satu kata,
kan ku rangkai menjadi rasa yang menggejolak di dada,
mungkin itu bisa bangkitkan gairahmu.

Konflik,
aku butuh itu,
mungkin juga kamu.

mari kita pergi ke alam bebas,
bebas dari a-a-a-a,
bebas dari a-b-a-b.
bebas dari segala tetek bengek aturan,
aturan berdasar kesepakatan banyak orang,
apa salah jika beda?
bukankah kita bisa juga bersepakat buat aturan berdua,
aturan kita " bebas dari aturan banyak orang".
Merdeka!!!

** tentu saja aku sepakat denganmu,
berdiri disisimu dan tunjukkan bahwa mereka tak berhak jadi hakim dari kebebasan yang kita sepakati. tunggulah, jangan berlari sendiri mengeja rasa.
aku dibelakangmu, terus mengejarmu.
tertatih dan menelanjangi otak dari aturan-aturan yang menjadi keharusan bagi mereka.
tunggu aku, gairahku mulai kembali.

" meregangkan kau dari otak dan hati",itu pinjaman kalimatnya bang.

* "meregangkan kau dari otak dan hati"
apa maksudnya?

ingin jauh dariku,
melupakanku atau justru rindu itu menyiksamu.

** melupakan dan melepaskannya dari hidupku,
rindu yang tak seharusnya begitu kuat memporakporandakan hatiku.

* Oh akhirnya,
kekasihku mekarkan kuntumnya,
aduh celaka,kusambut dengan apa gairahnya,
biar ku bersolek dulu,biar ku berwangi-wangi dulu,
duh,kekasihku kau ingin kusajikan apa?
cinta,penindasan,kidung arasy,atau runtuhnya peradaban.
atau kita langsung bertelekan saja,
kan ku bisikkan kisah anoman selingkuh dengan sinta.

** tak perlu lah kau bersolek,
aku lebih mengagumimu yang compang camping berlumur kata,
yang pelan-pelan mulai berserakan.
sudahlah, suguhkan apa saja untukku,
pasti kunikmati sampai tak ada yang tertahan,
aku kembali, telah kembali
untuk selalu beriringan denganmu.
membingkai segala rasa lewat deretan kata, uraian kalimat-kalimat,
dan tentu saja saling menelanjangi otak
membebaskan jiwa dari aturan mereka.

* Jika itu mau mu,
jika itu lenyapkan resah,
rebahkanlah kepalamu pada dadaku,
dan dengarlah benih-benih di dalamnya memanggilmu...Ibu...Ibu...Ibu...
Kandunglah aku di rahim cinta kasihmu
dan kita tersenyum dalam pejam.

** mau ku hanya itu,
membalutmu di rahimku yang lengang
dan aku tau kau bisa membuatnya tak sesenyap malam itu
ketika hasrat terkurung di keranda kaca.

( Sidoarjo - Bondowoso )

Mutiara Tembang Langit



Mutiara tembang langit.

Nama anak kawanku,
lahir dari tarian kuas ilahi,
Masih terbayang tatap polosnya,
seakan mata itu berkata "om gendong tiara".
Tangisnya mengingatkan tangisku,
pada masa segala kacau.

Kini ia menyusu pada dada yang rata,
andai ia bersamaku kan kutempelkan bibirnya pada dada istriku,
ternyata kuas itu patah,kanvasnya membelah dan warna-warnanya berubah.

Saat ini ia sedang bercengkrama dengan sebayanya,
tak pernah tau bahwa malam telah gulita,
aku teringat cerita para legenda,
mereka dibesarkan berkalung derita.

tiara...
Semoga tawa dan tangismu benar jadi mutiara tembang di petaka petaka langit.

( Tuk saudaraku,..Nurfauzan semoga kau kembali menari kan kuasmu)

( Sidoarjo - 10 - 06 - 2010 )

Hitam



Ku suguhkan secangkir kopi hitam dan secangkir teh gunung,
ku sajikan bunga tujuh rupa,
ku bakar empat batang dupa,
ku cabut keris dari warangka,
ku dengungkan mantra tujuh petaka.

Bismillahi mewatak pada diri,
rasamu,
cahayamu,
nyatamu,
sifatmu,
wujudmu.

Heeiiiii..!!!
lihatlah lautan,
jika terlampau dalam akan terlihat hitam.

( sidoarjo - 10 - 06 - 2010 )

Tergoda



Wanita yang sangat mencintai Tuhannya itu,
tergoda untuk mencintaiku.

Ia terbakar api,
saat aku menari di iringi tiupan seruling iblis,
iblis pun ia maki-maki,
namun iblis tak pernah peduli,
ia berhenti jika ku telah lelah menari.

Wanitaku memelukku,
coba hentikan tarianku,
ha ha ha...aku tak peduli,
aku sedang menari bersama semesta dan ledakkannya.

Tak ada wanitaku,
adanya aku.

Tak ada iblis,
adanya aku.

Tak ada semesta,
adanya aku.

Tak ada aku,
adanya AKU.

( Sidoarjo - 13 - 06 - 2010 )

Tanya..?

oleh Kidung Setan Kober pada 14 Juni 2010 jam 13:23

Selamat pagi Tuhan,
haruskah cinta itu dikabarkan pada angin,
hingga bunga-bunga pun terpesona mendengarnya,
bukankah tangan kiri sebaiknya tak pernah tau,
apa yang di lakukan tangan kanan.

Wassalam....

Kumaafkan prasangkamu



Menebar kebencian berselubung membela Tuhan,
semoga lekas sembuh.

seolah Tuhan hanya miliknya,
seolah tafsir Tuhan harus seperti tafsirnya.

bagaimana si bisu menafsirkan Tuhan,
bagaimana si buta menafsirkan Tuhan,
bagaimana si tuli menafsirkan Tuhan,
tentu beda dengan yang normal,
sedang yang normal pun berbeda-beda tafsirnya.

mungkin Tuhan bagimu menyeramkan,
bagiku penuh dengan senyuman.

boleh-boleh saja toh,

ha ha ha....
untukmu agamamu,
untukku agamaku...

lalu kenapa kau begitu membenciku..?

Kumaafkan segala prasangkamu padaku,
sebab hanya Tuhan yang tahu isi hatiku.


( Sidoarjo - 15 - 06 - 2010 )

nabi



Televisi jadi nabi
umat iklan,
umat gosip,
umat sinetron,
umat reality show.

umat apalagi..?

terpaku di layar kaca,
pagi,siang,sore,malam.

anak-anakku,
aku menangisimu.

( sidoarjo - 11 - 06 - 2010 )

Poli



nona,
jangan tanya berapa anakku,
tanyalah berapa istriku,
kan ku jawab itu tanpa ragu.

aku bukanlah pengecut yang sembunyikan kenyataan,
istriku baru satu,
minimal dua,
rencana empat,
engkau mau yang ke berapa?

tak perlu malu,
bagiku ini bukan hal tabu.

Poligami,
lumrah tak ada masalah.

Poliandri,
maukah nama anakmu semisal Siti mlekenut ma'inah binti bapak keroyokan,
kan lucu...apa kata dunia....

Jadi bagaimana keputusanmu...mau?


( sidoarjo - 16 -06 - 2010 )

Negeri Bancakan



bancakan keringat kawula
tak mengaku siapa yang mula
bilangnya aspirasi
aspirasi darimana?
lha wong mereka tak mengenalku
aspirasiku padamu
berhentilah makan sebelum kenyang

jangan jual diriku
jual saja anak istrimu
sampeyan yang dapat dana
aku yang suruh bayar tunggakannya

Sandiwara lempar sana lempar sini
rajanya bilang itu keinginan para dewa
para dewa bilang itu usulan raja
sama-sama genitnya
main mata dibelakang kawula

bencana.!!

( sidoarjo - 17 - 2010 )

Surat Buat Ratu Adil



Kepada Yth: Ratu Adil
di
Istana Hastinusantara

Assalamualaikum wr.wb
semoga paduka dalam keadaan sehat wal afiat jasmani,rohani,akal & hati.

sebelumnya hamba mohon maaf jika kata-kata hamba menyinggung paduka,
langsung saja hamba kabarkan,hamba dan keluarga sedang tak enak badan,
gara-gara kemarin sore melihat berita di televisi dan koran-koran.

Kami melihat penderitaan kami dijadikan slogan-slogan pemilihan,
kami mendengar bencana yang menimpa kami dijadikan alat barter kekuasaan,
pula arogansi pamong praja,bukankah pamong praja artinya prajurit yang ngemong,
kenapa justru bawa-bawa pentungan.

sekalian juga hamba dan keluarga titip pesan buat para dewa yang tidur lelap di gedung kura-kura,
kura-kura itu lambang jiwa raga,batoknya jiwa atau dewa,dagingnya raga atau kawula,
seharusnya batok itu melindungi raga dari segala yang mengancam.
itu konsep akhirat seperti telur,kuningnya itu raga,putihnya itu jiwa.
atau kuningnya itu manusia,putihnya itu Tuhan,
bukankah suara rakyat adalah suara Tuhan,
lalu kenapa jadi suara berebut jatah makanan.

Tolong sebarkanlah telik sandi-telik sandi paduka,
untuk melihat kenyataan di seantero nusantara,yang menurut laporan anjing-anjing penjilatmu daerah-daerahmu gemah ripah lohjinawi,telik sandimu perintahkan untuk mengawasi mereka masih sehatkah atau sudah terkena rabies,bukan justru untuk mengawasi dan mengancam kita.

Demikian surat dari hamba,
jika gara-gara surat ini hamba di penjara oleh paduka maka hamba yakin seyakin yakinnya,paduka akan mendapat gelar baru....DIKTATOR...

semoga paduka selalu dalam lindunganNya,
wassalam....


Tembusan: Untuk Para Dewa di gedung kura-kura ( Tolong jangan lamban yah )



( sidoarjo - 18 - 06 - 2010 ) 

Cakra Manggilingan



Semak belukar siap tuk terbakar
menunggu cakra klimaks panasnya
para semut masuklah ke lubangmu
di istana tiang berderak
mata air mulai mengering
telaga musnah ikannya
lautan siap pasangnya
bumi tak kuat lagi menahan pijak

Meremuk lalu meredam,
sudah hukum alam.


( sidoarjo - 17 - 06 - 2010 )

Mentari pagi



Siluet wajahmu pun begitu mempesona,
apalagi parasmu yang sesungguhnya,
Ha ha ha,aku bisa gila!

Oh... sungguh mentari pagi menjelma pada wajahmu,
membasah pada bibirmu,
menggairah pada dadaku,
semakin lama semakin tak kuasa,
Hei mentari..!
Lihatlah bibirku,senyummu sedang menari disitu.

Jangan berhenti disitu,
Masuklah ke relung hatiku,
telah kusiapkan pelaminan untukmu,
wangi melati dan cempaka,
bercahaya merah mawar.

Tak usah kau malu-malu,
telah pula kusiapkan anggur purba,
dari kendi para penggila.

Hei mentari..!
Tanggalkanlah resah gelisah,
dan bedak keraguan yang menabirimu,
menyatulah pada hangatku.

"buat mentari thanks inspirasinya"

( Sidoarjo - 20 - 06 - 2010 )

Mata



Mata Hari
pengusir malam,penguap embun,
mencumbu daun-daun.

Mata Hati,
tajam pada pekat,tembus segala rintang,
selalu terasah dan sangat terang.

Mata Ku
Mata Mu
Mata Mata

( Sidoarjo - 22 - 06 - 2010 ) 

Cyel



* cyel
goda aku
ini terlampau lama
hampa yang tak terkira
kecup hatiku
usap beribu pilu

** Tak perlu memintanya
sebab hatiku tak berbeda jauh suarakan pilumu
sebab otakku buntu terjarah waktu
katakan lelakiku,dengan apa aku harus menggodamu?

* Simpul senyummu
kerling matamu
desah suaramu
lembut belaimu dan semua bagian tubuh yang cerminkan cintamu
Jikalau sukmaku bisa meraga,kan ku kunjungi mimpi sunyimu

Cyel
beri aku satu tanda
tuk kuatkan yakinku
bukan sekedar katakan tapi kunyatakan

** Ah
Ku nikmati gairahmu yg bercampur pilu

Jangan buang waktu lagi
sebab akan lebih lama kau terjerembab di dalamnya
Narasikan pilumu lelakiku
Sebab Telingaku terlampau lengang utk mendengar ceritamu
dan aku, memiliki seribu cara untuk kandaskan resahmu

Ku beri kau satu cara
Mari kita mulai dari sebuah mimpi
Berdua meraih mentari
kemudian turun lewat pelangi

* Mimpiku merintik menjadi mata air
dan mata airku telah jadi air mata yang menjelma telaga
selamilah kedalamannya setelah kau puas membasuh luka
di dasarnya tersembunyi mutiara
ia berselimut lumpur yang teramat lembut

Cyel
ambillah mutiara itu
ikatlah dengan untaian cintamu
dan kalungkan di lehermu
mutiaranya kau rekatkan pada hatimu

Nyatakanlah dengan segala tulusmu

** begitu dalam mimpimu itu
dan keterbatasanku terlalu besar untuk menyelaminya sendiri
lelakiku temani aku bermandi air telaga itu
percikkan bulirannya pada tubuhku
hingga menembus lapisan terdalam jiwaku
setelah itu tuntun aku untuk menggapai mutiara indahmu
amati dengan mata tajammu
kelak kau akan tau
kilauan mutiara itu tak lebih cemerlang dari tulus cintaku

{ Kolaborasi Kidung Setan Kober & Cyelvia J Atmanegara }

( Sidoarjo - Bondowoso )

Diana



Kangen aku pada lepas tawamu
yang tersungging dari celah rekah bibirmu
masih membekas pada benak
dan aku terhenyak

kau curi pandang sendu,
ku tak tau,
candamu ungkap mesramu,
ku tak tau.

masih banyak isyaratmu yang baru kusadari saat ini,
dan mungkin tak akan pernah terungkap oleh waktu.


Kau begitu dekat
namun ku terlampau buta
tak melihat tatap tulusmu

Ah sudahlah
itu telah lalu
namun masih boleh kan ku miliki senyum itu,
walau dirimu tak mungkin ku miliki.

( Sidoarjo - 24 - 06 - 2010 )

Sowan

oleh Kidung Setan Kober pada 25 Juni 2010 jam 14:11

Wajahmu
dan
lidahku kelu.

Sudah.

Sang Pencuri

oleh Kidung Setan Kober pada 28 Juni 2010 jam 14:27

( Kolaborasi Kidung Setan Kober & Black Roseheart )


* Menyapa malam mencuri bintang
dan itu kerling matamu
menyapa pagi mencuri embun
dan itu desah nafasmu
menyapa senja mencuri jingganya
dan itu wajahmu yang merona

** lalu kusimpan selarik senyum
dan bingkah tawa diranah manjaku

* Pada diam kurasa semilir menyepoiku
dan itu desah nafasmu
sekelebat cahaya mencuri mata
sembunyikan warna kekalmu
oh kau yang menghitam pada pekat putih
aku tau apa yang kau rintih

** meskikah kutabur sebuah cahaya
di mimpimu yang pasir?
kau datang di bening fajar
lalu tanggalkan setitik binar kala pelangi merekah

* Ya! taburkanlah
biar aku terjaga
dan rasakan indahnya warna pelangimu
kan kukejar cahaya yang menerbitkan warnamu

** Dengan apa?
Sebuah jangkar telah menggeret sang warna
di titik yang akhirnya selalu hitam

* Dengan lembutnya kulit tanganmu

** Lalu kicau di mata kashmirmu
lenggang puja

* ha ha ha....dan aku menari
jarahanku kali ini sungguh menyentuh hati

Ku tunggu kau di depan pintu



* Sampai kapan bunga menguntum
jika kupu telah mencium harum madunya
masihkah tak sadar bahwa kupu terlampau mabuk di buatnya
bukalah kelopakmu agar kupu mandi madumu

** Seluas apa harus ku buka kelopakku
kuncupku malu-malu saja
kupu kau enggan beranjak
katakan padaku kau hendak menjelma jadi apa?
kumbang atau serangga lainnya
agar ku tak ragu lagi mekarkan kelopakku tuk menyambutmu

* Tunggu
aku akan menepi pada malam
biar esok pagi aku jadi laki-laki
dan tak sulit lagi ku curi madu,akar dan tanah tempat tumbuhmu
kan ku peras wangimu ku tenggak biar menyatu pada laju darahku

** Baiklah
kujejaki malam ini
berlayar di tengah hamparan sepi
berdamai dengan dentuman jam dinding yang bertubi-tubi
ah semoga tak terlalu lama ku tunggu kau di depan pintu

* Tak usah kau menungguku
nikmati saja mimpimu
esok kau terbangun senyumku sudah menempel di keningmu

** Ah apapun jelmaanmu
kan kusambut dengan berjuta rasaku
bergegaslah menemuiku sebab kelopakku menanti sentuh mesramu

( Kolaborasi Kidung setan Kober & Cyelvia J Atmanegara )

( Sidoarjo - Bondowoso - 26 - 06 - 2010 )

Jadi apa ?



Sekejap malaikat
sekejap setan dan binatang

minggir,minggir,minggir

aku mau jadi manusia

seutuhnya...

( Sidoarjo - 30 - 06 - 2010 )

Cemburu



Jikalau cemburu kau simpan
kenapa rindu tak kau nyatakan

semakin kau ingkari
semakin tertusuk hati

kau menggoda
aku tebar benihnya

jika kau takut pada gilanya cinta
jangan kau marah bila ku cumbu tanah-tanah yang basah


( Sidoarjo - 30 - 06 - 2010 )

Nikmati

oleh Kidung Setan Kober pada 30 Juni 2010 jam 14:41

lidah-lidah api,
menggoda lagi,
biar menjilati,
atau
usah peduli.

ah
kunikmati

Ku matikan kamu sebab aku sangat mencintaimu



Membumi pada apa yang kupijak
memberontak pada semua yang mengkoyak

mengangkasa pada apa yang kucinta
memenjara semua penyebab luka

ini jalanku
jalan para pendahulu

yang melurus dan tegak menatap badai

petir itu suara mulutku
hujan itu lelehan airmataku
topan dengus nafasku

dan banjir bandang adalah marahku

ku matikan kamu sebab aku sangat mencintaimu

( sidoarjo - 02 - 07 - 2010 )

Dan senyumku



Marahlah padaku
Ku tunggu makian-makian merdu
keluar dari sela-sela bibirmu

dan

senyumku kan selalu tersungging padamu

biar merah padam
biar tajam terbeliak

dan

senyumku kan selalu tersungging padamu

( Sidoarjo - 02 - 07 - 2010 )

Aku & Kamu Tanpa Nafsu



aku sedang tak ingin membara
hangatmu tak meluluhkanku
apa lagi kerling nakal menggoda
aku sudah lupa itu

aku sudah sembuh dari gilaku
nafsu bukanlah cinta

nafsu menyiksaku
sedang cinta berakhir bahagia

mari kita bercengkerama

aku dan kamu
tanpa nafsu

( Sidoarjo - 03 - 07 - 2010 )

Wajah Damai



sekejap saja aku hadir
sekedar menumpah rindu
padamu...

ia datang menghapus luka
hingga ku lupa canda tawamu

wajah damainya kalahkan wajah cantikmu
tangisnya kalahkan merdu rayumu...

ia darahku
tertidur dalam dekapanku

maaf...aku melupakanmu
aku sedang terpesona buah dari cintaku

( Sidoarjo - 15 - 07 - 2010 )

Roman Negeriku



Aku dilahirkan dengan menggenggam takdir merahku
dan ikuti jalan merahku.

apa jadinya jika sang Cacing meluruh dengan si Pengging
para dewa terpontang panting
sang raja kuduk merinding

aku diam mengasah lidah
menahan muak siap meledak

itu petaka dianggap tawa
itu kuasa di tukar rajabrana

O...
negeriku

Gelap romanmu.

( sidoarjo - 20 - 07 - 2010 )

Kidung syifa

oleh Kidung Setan Kober pada 22 Juli 2010 jam 19:00

semerbak wangi bedak
seringai wajah ayu
sekerling mata elang
ia mencengkeramku
rebah pada dadaku

Putriku...

Maukah kau



Bersembunyi di segala yang tampak
ia menggoda saat ku lena
ku dekat ia beranjak
sungguh ku tak bisa mengira

Andai
merpatiku telah lepas dari sangkarku

maukah kau bersolek di hadapanku?

( sidoarjo - 27 - 07 - 2010 )

Nusantara



Selamat pagi negeriku hari ini

Masih seperti biasa antrian pencuri nampang di televisi
Argumentasi sana sini berderet tim advokasi
Yang tatap matanya nanar,cermin pembohongan pada nurani
Sang penuntut bau kentut
Saling todong para koboi
Pengetuk palu makan kenyang berperut gendut
Telinganya tuli kitab hukum jadi kertas pembungkus nasi

Negeriku,
Kemarin dan pagi ini
Tetap carut marut



Selamat siang negeriku hari ini

Di sisi – sisi jalan berjemur para penganggur
Sirene meraung,sang raja melintas angkuh tak peduli
Minggir,minggir,minggir atau kalian mau babak belur
Pintu mobil terbuka sang raja berjalan di atas lidah-lidah anjing penjilatnya
Pesta pora,pesta laporan dusta
Sementara rakyatnya menonton dari luar pagar besi
Tubuh ceking kurang nasi
Raja kecil merampok raskin jatah mereka

Negeriku,
Kemarin dan siang ini
Busung lapar menjangkiti anak-anakmu


Selamat sore negeriku hari ini

Pentungan dan bogem mentah mendarat pada lonte dan bromocorah
Dilayangkan orang-orang berjubah
Yang mengaku serdadu Ilahi
Yang kebenaran dan kesucian mereka monopoli
Lokalisasi disulap jadi rumah ilahi
Bukan penyelesaian!
Mereka butuh pencerahan bukan kekerasan

Negeriku,
Kemarin dan sore ini
Tuhan dijadikan yel-yel untuk menghalalkan kekerasan

Selamat malam negeriku hari ini

Lelah menghinggapi
Aku butuh hiburan
Kubaca Koran tiap sudutnya iklan
Kudengar radio iklan pula
Kunyalakan televisi iklan tak henti
Aku,anakku dan istriku di kepung iklan

Negeriku,
Kemarin dan malam ini
Aku dan keluargaku mencari uang untuk menutup hutang yang tak terkendali

Selamat tidur

semoga kita masih bisa mendengkur


( Kyai Setan Kober – sidoarjo - 28 - 07 - 2010 )

Kemana?



Kekasihku...

kemana saja kah kau
hilang tak menyapa angin
pada malam tak menyala terang
pada siang tak menghitam bayang

aku rindu
pada lantangmu
pada dengus marahmu
pada segala kekurang ajaranmu

disini...
sungguh aku rindu

( Bumiayu 30 - 08 - 2010 )

Dendam



Sekarat di ujung malam
senyum mu tak kunjung datang
rindu ini sungguh mendendam
roman mu terus membayang

O...
kau nun jauh disana
apa obat bagi yang mabuk?
apa obat bagi yang gila?

harus ku tatap siapa ?
tuk lampiaskan segala dendam

( Bumiayu - 01 - 09 - 2010 )

Membuta,menuli



Berpacu berbusa-busa ayat
berlantang curi perhatian
berharap makanan dihidangkan
O....
malang sumirang

Mbah panggung benar katamu!!!

ritual seremonial
segala dibesarkan
esensi dilupakan

Bajunya baru suci
fitrahnya lama kotor

sebulan penuh tak berarti
hanya lapar dan dahaga
di bangga-bangga

aku tak menghukumi
hanya miris

( bumiayu - 02 - 09 - 2010 )

Patut kau tau



ku sapa kau
sekedar ingin ulurkan tangan
kau mengunci pintu sebelum kuketuk
begitu takutkah kau pada tatap mataku
dan
patut kau tau
Bola mataku sudah tak berbayang gagak rimang
tinggal tatap bening rindu sang elang

Aku mencintai kekasih sejatiku
yang tercermin di wajahmu
mungkin esok ia tak membekas di senyummu
dan
patut kau tau
aku tak pernah mencintaimu

ku pandang kekasihku
dengan memandangmu

semua yang bukan kekasihku
adalah hampa

( Bumiayu - 06 - 09 - 2010 )

Tabu



Setelah sumpah serapah
saling mencinta sungguh indah
marah luruh dalam desah
saling menatap saat lelah

oh
diriku dan dirimu
ini tabu namun menyentuh kalbu
melepas segala rindu
tanggalkan segala malu

oh
diriku dan dirimu
menyatu padu

( bumiayu - 08 - 09 - 2010 )

Naga Raja



Menunggu sang naga turun dari anak-anak awan
meluruh pada tulang belakangku
Ku genggam erat mewujud tongkat

Sang api di bola mata
sang gunung meletus di ujung hidung
aku berkaca pada air telaga
bayangnya kuyakin sang aku
Menuntunku singkap tabir rajaku
Wajahnya menyelimuti wajahku

Ah dimana aku!

SUMENEP MADURA - 07 - 10 - 2010

Aku malu pada cintaMu



Aku malu pada cinta dan kasihMU ya TUHAN
segala nikmat Kau curahkan
sedang syukurku belumlah benar kunyatakan

Maafku pada bumi
kau buat aku kenyang
rusak kau dapatkan

maafku pada bening mata air
kau sucikan aku dari segala debu
cemarmu dari hilir ke hulu

segerombolan burung sesak nafasnya
asap pabrik dan kendaraan penuhi parunya

aku menatap rumput
di ujungnya setitik embun pagi
menetes embun menetes pula air mata


duh... Gusti ampuni aku
tak becus jaga amanahmu

( Sumenep - 14 - 10 - 2010 )

Baju Zirah Sang Prajurit



syariat itu ibarat baju zirah
hakikat itu ibarat tubuh seorang prajurit

alangkah lucunya jika prajurit berperang dalam keadaan telanjang
alangkah lucu pula jika yang maju perang hanya bajunya

syariat itu ibarat kulit durian
hakikat itu ibarat daging buahnya

alangkah akan cepat membusuk jika durian berbuah tanpa dilapisi kulit
alangkah bodohnya jika durian yang disantap bukan daging buahnya.

Ya rabbi...
jauhkanlah aku dari sifat merasa paling pintar sendiri
sebab itu menghijab kecerdasan akalku

Jauhkanlah pula aku dari sifat merasa paling suci
sebab itu menghijab ketajaman mata hati.

( sumenep - 18 - 10 - 2010 )

Kadar Cinta



Istriku,
jika kau ingin tau seberapa dalam cintaku padamu
kau ukurlah sendiri seberapa dalam cintamu pada Tuhanmu

kadar cintaku padamu
tergantung kadar cintamu pada Tuhanmu

Wassalam


( sumenep - 18 - 10 - 2010 )

Darah Perawan Arudam



wahai Ranggawarsita
wahai Khairil
wahai Rendra
ku ingin mengadu padamu
perihal Arudam perawan cantik yang mengasuh anakku
kemolekkannya diincar menir dan para menak

Tamak...

pilar-pilar tertancap
jalan-jalan terhubung
jembatan besar di elu-elu
Arudam terlena tak tahu udangnya berada di balik batu

buldozer siap meremas putingnya
mata bor siap merobek perawannya

Wahai Ranggawarsita
engkau yang " weruh sa'durunge winara"
kabarkanlah pada Arudam dan saudara-saudaranya agar mereka segera terjaga

Wahai Khairil
engkau yang " binatang jalang"
kumpulkanlah seribu kerikil
tuk menghalau mereka yang tak pernah kenyang

Wahai Rendra
engkau yang " Burung merak "
Pinjamkanlah paruhmu tuk mencabik dan merobek-robek lembaran-lembaran rencana busuk
pinjamkan pula kepak sayapmu
akan kuawasi siapa yang berak diangkasa

wahai diriku
tajamkanlah matamu
runcingkanlah lidahmu

Arudam..Bangkitlah...!!!

*( Arudam = Madura )
*( weruh sa'durunge winara = mengerti sebelum terjadi )

Jakarta - 23 - 10 - 2010

Jihad



Ya Tuhan,
telah Kau perintahkan untukku berjihad di jalanMU

Telah pula Kau anugerahkan
Hatiku sebagai Rajaku
akalku sebagai perdana menteriku
panca inderaku sebagai panglimaku
seluruh tubuhku sebagai prajuritku

lalu,

siapakah musuhku?

aku bangkit dari lamunanku duduk dimuka cermin
dan terdengar bisikan angin

" Yang dihadapanmu itulah musuh terberatmu"

Astaghfirullah....!!!


( Sumenep - 11 - 11 - 2010 )

Wisata Bencana



Secangkir  kopi
Sebatang rokok
Dan
matahari yang mulai terbenam
Dan
bisik dari semilir tentang  derita
di suatu tempat dimana saudaraku meratap
berebut mie instan yang diselipi slogan-slogan pencitraan

Kawanan rampok melenggang
Turun gelanggang
Kepala bocah-bocah kecil mereka pegang
Muka sedih mereka pasang
Seolah rasakan sakit mereka yang  terpanggang
Berulang dan terus terulang berserakan tulang-tulang

Kawanan rampok pulang ke istana
Dan keluarganya menunggu oleh-oleh dari wisata bencana
Hari ini mereka tampakan wajah duka pada wajah media

Esok mereka lupa


( sumenep – 07 – 11 – 2010 )

Mundur



Eksekutif
Legislatif
Yudikatif
Berjalan mundur
Hancur  lebur
Semoga Indonesia Raya tak punah,
tinggal nama dalam buku-buku sejarah

Seperti galuh Purba
Seperti Kalingga
Seperti  Majapahit  & padjadjaran
Seperti Demak & Pajang
Seperti Seluruh Kerajaan yang pernah ada.


Sumenep -12 - 11 - 2010


Potret Negeri 2010 ( untuk anakku )



wali-wali negeri
plesiran bilangnya studi
kurcaci mati ditepi kali
mereka cuma bisa bilang "Inalilahi"
umbar janji tak beri solusi

Ini negeri bancakan tikus dan babi
siapa cepat dia dapat
siapa lengah dia terjarah
gemah ripah lohjinawi
hanya untuk mereka yang pegang kendali

Sementara di sudut-sudut lokalisasi
berbedak tebal karena lapar
harga diri mereka jual

Sementara ditiap perempatan
bocah-bocah kecil dan tua renta tadahkan tangan
berwajah resah takut digaruk pamong praja

Sementara di ruang-ruang kuliah
mahasiswa cuma pikirkan gelar dan ijazah
setelah lulus cari lahan basah

Sementara pistol-pistol Pak Pol... tak berpeluru
sibuk mengisi saku baju
dan
para pemutus perkara
asyik minum kopi dengan para terdakwa

sementara di atas mimbar
calo-calo surga ayat-ayatnya membusa
bangga tampil didepan kamera
cari perhatian pada para penguasa
umatnya dijadikan massa partainya

Sementara sang raja sibuk dengan citranya
pasang muka duka dihadapan rakyatnya
pasang muka wibawa dihadapan tamunya

Kidung Syifa Lara anakku
inilah potret negerimu
pada saat  baru empat bulan umurmu


Sumenep - 13  - 11 - 2010

Ku korbankan segala mauku



Apakah benar cemburu itu pertanda rindu
lalu kenapa tetap membisu
masihkah kau tak percaya padaku
aku menatap wajah Tuhanku pada wajahmu

Sudah kukatakan
aku paling susah di jatuhkan oleh Cinta
ia yang kau timang itu bukti cinta yang telah kunyatakan
bukankah itu pengejawantahan hasrat dan doa?

dan
bukankah telah kukorbankan segala mauku.


sumenep - 15 - 11 - 2010

Surat Dari Rakyat Indonesia



Surat dari Rakyat Indonesia

Perihal :  Agenda akhir tahun & sisa anggaran

Kepada Yang terhormat   ( kalau memang pantas untuk dihormati )  :

SELURUH PENYELENGGARA NEGARA

Assalamualaikum wr .wb
Dimohon dengan sangat kepada seluruh departemen dan instansi pemerintah baik dari tingkat desa sampai ke tingkat pusat diharuskan mengembalikan sisa anggaran,kami sebagai rakyat tidak ingin mendengar bahwa anggaran tahun 2010 habis tidak tersisa atau bahkan kurang,dikarenakan hal itu tidak mungkin terjadi,kami yakin seyakin-yakinnya bahwa anggaran yang dipakai operasional kalian itu lebih,tolong jangan bodohi kami,jangan dianggap kami tidak mengerti atau tidak perduli.
Jangan pula kalian pergunakan sisa anggaran untuk pura-pura studi banding,pura-pura seminar atau kegiatan yang sebenarnya hanya hura-hura berkedok kegiatan kerja.Kami kira jika sisa anggaran tersebut dikembalikan,cukup untuk operasional tahun depan dan pemerintah tidak harus lagi mengutang kesana kemari yang ujung-ujungnya kami sebagai rakyat yang menerima getahnya.
Demikian surat keluh kesah kami tolong didengarkan jangan pura-pura tuli, TITIK !!!
Wassalam.

Tembusan:   Kepala Negara beserta Kabinetnya
                       Wakil rakyat
                       Penegak Hukum

NB:   Jika surat ini tidak digubris berarti benar kata pepatah “ Rakyat menggonggong,Anjing tetap berlalu “


                                                                                            Ttd


                                                                                Rakyat Indonesia



Kidung Setan Kober - Sumenep - 19 - 11 - 2010

Malang ( 99 )



kantin kampus 11.30
makanan hambar
kopi pun hambar
hanya sekuntum wajah ayu dihadapanku
yang terasa menyentuh kalbu
diam membisu menatapku

maaf aku meninggalkanmu
air matamu larut dalam kopiku
hitam itu warna kopiku
sejak pertama kau kenal aku
kau telah tau

di ujung segala pekat
di ujung segala syahwat
aku tercekat
laknat terlewat

Banyak



Banyak mulut
ribut
menjajakan penderitaan

Banyak perut
lapar
dijejali kata "sabar"

Banyak muka
muram
kebohongan tak kunjung padam

Banyak hati
terluka
para ahli sibuk merumus sabda
aksinya mereka lupa

Banyak dendam
tak terlampiaskan
pada saatnya kepalan tangan menuntut keadilan

Banyak mata
marah
masa depan tak tentu arah

Indonesia
rakyatmu terluka

( Sumenep - 01 - 01 - 2011 )

Cuci Otak

oleh Kidung Setan Kober pada 09 Januari 2011 jam 18:10

 
Jujur kukatakan
apa yang kutuliskan
untuk meracuni pikiran kalian

Ibrahim ditindas dan Ia melawan
Musa ditindas dan Ia melawan
Muhammad ditindas dan Ia melawan

Sebab kemerdekaan ialah hak setiap manusia

Benarkah kita telah Merdeka?

Jika pendidikan amatlah mahal harganya?
Jika pasar-pasar tradisional tergusur supermarket?
Jika palu sang hakim berpihak pada yang sanggup membayarnya?
Jika berbeda syariat dianggap sesat?
Jika pasal-pasal diperjual belikan oleh oknum-oknum keamanan?
Jika kita hanya jadi penonton saja saat kekayaan alam kita dirampok?

Benarkah kita telah merdeka?

Sering kukatakan dan kutuliskan
"Bangkit dan melawan segala bentuk penindasan bukanlah pemberontakkan"

Renungkan!

Budak Tuan



Sekarang,
aku makin Cinta

walau luka tak hilang begitu saja
walau bahagia cuma sekedar saja

ini proses hidup
kadang binar
kadang redup

di ujung kehampaan
aku menunggu sang mata elang menatapku penuh rindu

bara api dan setetes embun menyatu

menguap sudah asmara yang meronta
ia melebur dalam bara
menjadi awan diangkasa
menghitam dan merintik membasuh jiwa-jiwa yang terluka

yang terluka tersenyum
yang tersenyum terluka
airmata jadi mata air
mata air jadi airmata

mengalir hanyutkan resah
bermuara dilaut kehampaan
menyingkir segala sampah
dan bersujud,
"akulah budak Tuan"

Sumenep ( 18 - 01 - 2011 )