Kamis, 19 Mei 2011

Lenguh



/ Arok,
Berhentilah menggaris tegas
Ketidakmampuan mereka,
Kau kini, ada di hangat tubuh
Dewa senyata menjadi abdimu

Arok, nyali merdekamu adalah
Sebuah pemakluman kesejatian
Yang memang itu adalah
telapak kakimu

cahya yang tersimpan dalam mulutmu
sejatinya aku dalam takdirmu
pun dia, perempuanmu
:Umang

Arok, telah kau sepakati
Anak anakmu bermain dalam rahim kasihku
Tumbuh bersama mekarnya mahkota
Dan memberonntak kaki kakimu

Bangunlah Arok, sebab takdir
telah menggenggam dusta

// wahai dedes...

sejarah haruslah terulang,
bagaimana kuremukkan kepala raja-raja,
bagaimana kukacaukan pesta pora,
jika ingin damai haruslah perang.

kerusuhan itu resiko kemerdekaan,
bagaimana durian mau runtuh jika pohon tak digoyang,
tak perlu semua digoyang,
cari yang terbesar dan runtuhkan.

/ Arok, tak harus kau menukarkan diri
Sebab kaulah tunas kejayan anak anakku
Yang kembang di bawah asuhan damai
Aku tak bisa, Arok
Dewimu ini tak ingin kembali
; tertinggal namamu

// aku penuhi takdirku,
tumbal tujuh nyawa.

dedes,
kau harus sadari itu.

bersama arok,tak pantas kau teteskan airmata.

( Babat - Sidoarjo )
( Kolaborasi Lina kelana & Kidung Setan Kober )

Tidak ada komentar:

Posting Komentar