Selasa, 17 Mei 2011

Wisanggeni



Satu kata jadi api,
ludah membakar kota,
teriaknya bangkitkan arwah-arwah,
dewa pun beringsut tunggang langgang.

Wisanggeni pujaan bidadari,
harapan namor kawula,
gentarkan raja-raja.

Dimana Wisanggeni..?

Di darah muda yang mengalir,
otak yang memberontak,
amarah yang membuncah,
dan kobaran perubahan.

( Jogjakarta - 30 - 09 - 2005 )

Tidak ada komentar:

Posting Komentar