ludah membakar kota,
teriaknya bangkitkan arwah-arwah,
dewa pun beringsut tunggang langgang.
Wisanggeni pujaan bidadari,
harapan namor kawula,
gentarkan raja-raja.
Dimana Wisanggeni..?
Di darah muda yang mengalir,
otak yang memberontak,
amarah yang membuncah,
dan kobaran perubahan.
( Jogjakarta - 30 - 09 - 2005 )
Tidak ada komentar:
Posting Komentar