Selasa, 17 Mei 2011

Tamuku,wajah-Mu



"Muliakanlah tamu,sebab tamu itu datangnya dari Tuhan"
pesan Ki Ageng Sela kepada anak cucunya,
kudengar itu dari masyarakat sekitar makamnya.

Diperjalanan pulang,didalam bis yang kutumpangi,
seorang pengamen tua senandungkan sholawat memuji nabinya,
setelah bernyanyi ia berkata," maaf jika suara kami sumbang dan menjadikan tak berkenan,
ini saya lakukan hanya sekedar cari makan.
Dalam hati kuberkata," Tuhan kelaparan".

Sesampainya dirumah,
Belum sempat kurebahkan tubuh,
kawanku datang dengan muka masam diantar istrinya,
aku tanya kenapa?
Ia berlinang air mata dan berkata " aku sakit dan aku tak punya duit ".
Dalam hati kuberkata," Tuhan kesakitan ".

Esok hari saat aku menikmati secangkir kopi dihalaman depan rumahku,
tetanggaku menghampiriku,tanpa basa-basi ia ceritakan perselingkuhan istrinya,
dan dia sedang dalam proses perceraian.
Dalam hati kuberkata," Tuhan telah dikhianati ".

Waktu makan siang pun tiba,
aku makan bersama adikku yang perempuan,
ia bercerita susahnya mengerjakan soal-soal ujian nasional.
Dalam hati kuberkata," Tuhan kesulitan mengerjakan soal ".

Selepas dhuhur aku siap-siap untuk menuju acara resepsi pernikahan temanku,
tiba-tiba telepon genggamku berbunyi,setelah kuangkat terdengar suara,
" Mas berangkatnya bareng yah nanti aku jemput kerumahmu ",
ternyata kekasihku minta berangkat bersama.
Dalam hati kuberkata," Tuhan mencintaiku ".

Disaat aku dan kekasihku berfoto bersama dengan kedua mempelai,
kulihat mantan kekasihku menatapku dengan pandangan yang begitu marah.
Dalam hati kuberkata," Tuhan membenciku ".

Aku mengalihkan pandangan pada kedua mempelai,
kulihat mereka tertawa bahagia.
Dalam hati kuberkata," Tuhan ingin bercinta ".

Yaa Tuhan,
aku melihat wajah-Mu di wajah tamu-tamuku.


( Bintaro - Jakarta - 29 - 03 - 2010 )

Tidak ada komentar:

Posting Komentar