Selasa, 17 Mei 2011

Revolusi & Cinta



Malam kelam,
ketika kokok ayam pertama membahana bagai meriam.
mataku masih belum terpejam,
teringat petuah guruku di masa silam,
Hadits Qudsi ia wejangkan.
" Siapa tahu tentang dirinya ia tahu Tuhannya "
waktu itu langitku masih kosong tak berawan,
tak pernah mengerti apalagi melaksanakan.


Rumahku Hancur dimakan rayap,
tentara Tuhan yang habiskan dalam sekejap.
aku menangis dan meratap,
aku dan keluargaku belumlah siap.

Goncangan demi goncangan menghantam jiwa,
habis sudah air mata,
tiada beda suka atau duka,
ditempa bara api murka mataku terbuka,
hikmah perjalanan kemarin jadilah bijaksana.

hidup mencari Yang Maha Hidup,
dengan menjaga pelita agar tak redup,
dan mulut yang terkatup,
dan hati yang jeritkan rajah langit tuk buka pintu yang tertutup.

aku katakan pada seluruh rambutku,
aku katakan pada kuku jariku,
aku katakan pada kulitku,dagingku,tulang sumsumku,
seisi kepalaku,seisi dadaku,seisi perutku,seisi kejantananku,
tangan dan kakiku,pula pada panca inderaku,
yang terakhir pada ruh dan cahayaku.
" Kita harus bersatu menuju satu "

Tiap detik aku dihadapan-Mu,
walau terkadang aku lupa untuk memandang-Mu,
tergoda senyum bidadari-Mu,
mabuk...air,susu,arak,madu-Mu.
Terlena indahnya yaqut,marjan,emas dan perak-Mu.

Aku yakin dengan prasangkaku pada-Mu,
walau busanaku tambal sulam beribu-ribu.
ku tak pernah jemu berharap cinta-Mu,
dan kuyakin engkau curahkan itu,
yang seharusnya kuterima dengan penuh rasa malu pada-Mu.

Maafkan,oh maafkan.
aku berkawan setan dan hewan-hewan,
janganlah murka-Mu Engkau turunkan.

seretlah diriku pada arus sungai-Mu,
dan dengan penuh kesadaran kan kutenggelamkan diriku pada kedalaman lautan cinta-Mu.

( Bumiayu - 08 - 09 - 2008 )

Tidak ada komentar:

Posting Komentar